(Sarangge) Nama Lawata tentu tidak asing lagi bagi
msyarakat Bima maupun NTB. Karena nama Pantai yang indah di pintu masuk Kota
Bima ini memang sudah sejak lama menjadi obyek wisata andalan bagi Kota Bima.
Nama Lawata pun menjadi salah satu nama kompleks pemukiman warga-warga Bima
yang ada di mataram. Yaitu di sebelah barat Gomong.
Kenapa dinamakan Lawata ? dan Siapa yang memberi nama
itu ? Dalam buku Legenda Tanah Bima sebagaimana ditulis Alan Malingi, Lawata pertama kali diperkenalkan oleh para Ncuhi
kepada salah seorang musafir dari Jawa yang dijuluki Sang Bima. Pada saat itu,
Sang Bima dengan istrinya yang merupakan puteri salah seorang Ncuhi di Tambora
berkunjung ke Istana Ncuhi Dara di pusat Kota. Upacara penyambutan oleh para
Ncuhi berlangsung cukup meriah. Ribuan orang menggelar Tarian Adat menjemput
kedatangan orang yang dijuluki Sang Bima itu. Karena banyaknya orang yang
menjemput, pantai yang membentang di sebelah timur teluk Bima itu pun deberi
nama DEWA SEPI. Dewa berarti Tari. Sepi berarti banyak.
Ketika akan memasuki Istana Ncuhi Dara di Gunung Dara
( Sebelah Selatan Terminal Dara Bima sekarang ), Para Ncuhi yang dipimpin Ncuhi
Dara menyambut kedatangann Orang Yang Dijuluki Bima itu di tepian pantai. Lalu
para Ncuhi mempersilahkan tamunya itu untuk duduk-duduk di pantai itu seraya berkata
“ Ake Lawang Ita “Lawang( Pinta Gerbang/Pintu masuk). Ita berarti Tuan. Lawang
Dalam bahasa Sangsekerta berarti pintu masuk. Sedangkan Ita adalah Bahasa Bima
yang berarti anda atau tuan. Pada perkembangan selanjutnya nama Lawang
Ita itu berubah menjadi LAWATA yang berarti pintu gerbang bagi siapapun yang
masuk dan menginjakkan kaki di Kota Bima.
Saat ini Pemerintah Kota Bima terus membenahi Pantai
Lawata untuk menjadi salah satu obyek wisata pantai andalan di kota Bima dengan
membangun berbagai fasilitas seperti Rumah makan terapung, perlengkapan
berenang, panggung hiburan rakyat serta sederetan penataan lainnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar